Selasa, 23 Juni 2015

CARA MENENTUKAN USIA KEHAMILAN DAN TAFSIRAN PERSALINAN


                CARA MENENTUKAN USIA KEHAMILAN DAN TAFSIRAN PERSALINAN

Manfaat Mengetahui Usia Kehamilan
Mengetahui usia kehamilan bukan hanya bermanfaat untuk ibu hamil  dan janin, namun juga bermanfaat bagi para suami untuk selalu siaga dan siap pada waktu menjelang kelahiran. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika mengetahui usia kehamilan antara lain:
  • Perkembangan janin setiap bulannya mengalami perkembangan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh sebab itu dengan mengetahui usia kehamilan bisa mengetahui pula kebutuhan ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan. Misalnya, pada awal-awal kehamilan akan terjadi perkembangan pada janin dan perubahan tubuh, jadi calon ibu membutuhkan asupan makanan yang banyak mengandung vitamin, kalsium, magnesium dan asam florat seperti susu, sayur-sayuran dan buah-buahan.
  • Mengetahui jadwal pemeriksaan dengan rutin.
  • Mengetahui jadwal persalinan, sehingga bisa mempersiapkan proses persalinan lebih matang,
MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DENGAN HPHT DAN USG
1. Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari.Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).

a. Contohnya,
haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.

b. Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:
15-09-2005 = 2 minggu 1hari
31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari

Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau 10 minggu genap.

Cara menghitungnya:
1 minggu terdiri atas 7 hari.
a. Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan 2 x 7 hari = 14 hari + 1 hari (2 minggu lebih 1 hari)
b. Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini berarti 4 x 7 hari = 28 hari + 3 hari atau sama dengan 4 minggu lebih 3 hari
c. tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7 hari = 21 hari + 6 hari (3 minggu lebih 6 hari). Sementara HPL dihitung dengan rumus Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi HPL = 22-06-2005

Bila mempunyai kalender obstetrik maka usia kehamilan dan HPL dapat dilihat di tabel kalender tersebut.


2. Gerakan pertama fetus.
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu.maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.


3. Perkiraan tingginya fundus uteri.
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat



Cara Menentukan Umur Kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari – jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (dengan cara Mc. Donald) :
Posisi uterus diketengahkan, letakkan ujung meteran pada simfisis, kemudian diukur sampai fundus uteri maka akan terlihat hasil dalam cm. Menurut standar kebidanan 2006, TFU dengan cm dihitung mulai umur kehamilan 24 minggu.









Umur kehamilan
TFU
Keterangan
8 mgg
Blm teraba
Sebesar telur bebek
12 mgg
Di atas simfisis
Sebesar telur angsa
16 mgg
½ pusat - simfisis
Sebesar kepala bayi
20 mgg
Di pinggir bawah pusat
--
24 mgg
24 minggu tepat di atas pinggir pusat
--
28 mgg
3 jr ats pusat / 1/3 pusat – Px
--
32 mgg
½ pusat – Px
--
36 mgg
1 jr di bwh Px
Kepala masih berada di atas pintu panggul.
40 mgg
3 jr bwh Px
Fundus uteri turun kembali, karena kepala janin masuk ke rongga panggul.
                       
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan :
Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 36 minggu 30 cm. (Wiknjosastro, 2005 hal. 91)

*                  Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

Keuntungan :
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah
digunakan dan Cukup akurat

Kerugian :

Kurang akurat dibandingkan caliper

*                  . Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.

Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut ;
a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

Keuntungan :
Cukup akurat
Kerugian :
Rumit, tidak praktis


4.Ultrasonografi
a. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:
1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.
2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari 12 minggu.

2. PALPASI ABDOMEN
     A.    Inspeksi Abdominal
Inspeksi abdominal bertujuan untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi pada linea alba di garis tengah abdomen yang biasanya lebih hitam pada usia kehamilan 12 minggu yang kemudian disebut dengan linea grisea. Dan tidak jarang ditemui kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut strie livide.Setelah partus, strie livide ini berubah warnanya menjadi putih disebut strie albican.Inspeksi abdominal juga bertujuan untuk melihat apakah terdapat bekas oprasi (SC) atau tidak guna penapisan awal untuk ibu dengan resiko tinggi.Serta untuk mengetahui pembesaran uterus apakah sesuai dengan umur kehamilan atau tidak.

      B.     Palpasi Abdominal
Tujuan dari palpasi abdominal adalah untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak dan presentasi, kontraksi rahim, Braxton-Hicks dan his.Cara palpasi abdominal yang lazim digunakan adalah menurut Leopold.
Pemeriksaan palpasi menurut leopold dilakukan dengan posisi ibu hamil berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit tinggi (memakai bantal).Setelah ibu hamil dalam posisi terlentang, dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak, jika berkontraksi harus ditunggu sampai tidak berkontraksi.Dinding perut juga harus lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti, untuk itu tungkai dapat ditekuk pada pangkal paha dan lutut.Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita tesebut, dengan maksud supaya dinding perut ibu hamil tidak tiba-tiba berkontraksi, untuk itu sebelum palpasi kedua telapak tangan pemeriksa dapat digosokkan terlebih dahulu baru kemudia pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu.
Tujuan dari pemeriksaan Leopold I adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamialan.Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri.
Pada pemeriksaan Leopold II, ditentukan batas samping uterus, dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala.
Pada Leopold III, ditentukan bagian apa yang berada di sebelah bawah. Dan pada Leopold IV, selain menentukan bagian janin mana yang terletak dibawah, juga dapat menentukan bagian berapa bagian dari kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul.Dari letak janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin.Pada sikap defleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat tersebut, dapat diketahui: tinggi fundus uteri, letak janin, apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul, letak punggung janin, bunyi jantung janin.
Teknik pelaksanaan palpasi abdominal adalah sebagai berikut:
1.      Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
2.      Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
3.      Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap ke kaki ibu.

Leopold I
ü  Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus uteri.
ü  Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
ü  Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong).
Leopold II
ü  Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.
ü  Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.
ü  Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Leopold III
ü  Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
ü  Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
ü  Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami enggagement atau belum.
Leopold IV
ü  Pemeriksa mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah kiri pasien.
ü  Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
ü  Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

C.    Auskultasi
Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat fetal electro cardiograph (Doppler) pada usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu. Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini merupakan tanda bayi  mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya didengar satu menit denyutan permenit. Cara menghitungdenyut jantung janin dalam 5 detik pertama,kemudian 5 detik ketiga,kelima, kemudian hasil dijumlahkan dan dikalikan 4 untuk mendapatkan hasil perhitungan denyut jantung selama satu menit. Dengan cara ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak. Teknik pelaksanaan auskultasi adalah sebagai berikut :
1.      Auskultasi detik jantung janin dengan menggunakan feteskop de Lee.
2.      Detik jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin.
3.      Detik jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik sebanyak 3 kali.
4.      Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10-12-10 berarti frekuensi detik jantung janin 32x4 = 128 kali per menit.
5.      Frekuensi detik jantung janin nornal 120-160 kali per menit.


3.SISTEM PERLIMAAN

      PENURUNAN KEPALA JANIN MENURUT SISTEM PERLIMAAN
Periksa Luar
Periksa Dalam
Keterangan
5/5

Kepala diatas PAP, mudah digerakkan
4/5
H I-II
Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul
3/5
H II-III
Bagian terbesar kepala belum masuk panggul
2/5
H III +
Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
1/5
H III-IV
Kepala di dasar panggul
0/5
H IV
Di perineum

Keterangan
1) Bila kepala belum masuk PAP, maka TFU dikurang 13
2) Bila kepala sebagian masuk PAP, maka TFU dikurang 12
3) Bila kepala sudah masuk PAP, maka TFU dikurang 11
6. Petunjuk menjaga kehamilan
Petunjuk hendaknya diberikan mengenai cara hidup, istirahat, diet dalam kehamilan, koitus, kebersihan dan pakaian, pengawasan berat badan, perawatan gigi, imunisai, merokok, pemberian obat, dan aktipitas yang ringan. Penting pula memberi suaminya pengetahuan tentang keadan isterinya yang hamil, segala sesuatu hendaknya diarahkan hingga diperoleh kepercayaan sepenuhnya dari ibu. Kunjungan berikutnya dianjurkan tiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, tiap 2 minggu sampai usia 36 minggu, dan tiap 1 minggu setelah kehamilan 36 minggu.



4.CARA MENGHITUNG DJJ ( DENYUT JANTUNG JANIN )
PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN

Pemeriksaan DJJ (Denyut Jantung Janin) dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Detak jantung janin normal permenit yaitu : 120-160x / menit Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
1.      Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
2.      Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
3.      Normal: antara 120-160x/menit
4.      Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
5.      Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
6.      Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit




ALAT-ALAT YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT DALAM PEMERIKSAAN DJJ:

1.      Stetoskop Laennec
Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung janin secara manual oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22 minggu.
Cara pemeriksaan menggunakan leanec:
a. Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang
b. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi punggung janin
c. Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin
d. Hitung total detak jantung janin
e. Catat hasil dan beritahu hasil pada klien

Doppler
Fetal Doppler adalah alat dalam biomedik yang sering digunakan untuk mendeteksi detak jantung janin pada ibu hamil. Fetal Doppler menggunakan sensor Ultrasound dengan frekuensi 2 MHz untuk mendeteksi detak jantung janin berdasarkan prinsip doppler, yaitu memanfaatkan prinsip pemantulan gelombang yang dipancarkan oleh sensor ultrasound.
Cara pemeriksaan menggunakan Doppler:
Alat dan bahan
- Doppler
- Jelly

Langkah-langkah pemeriksaan:
a. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
b. Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
c. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin.
d. Hitung detak jantung janin :
Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 / menit.
ii. Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin

Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS.
f. Pasien dipersilahkan bangun
g. Catat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku Kart Ibu dan Buku KIA



5. TAFSIRAN BERAT JANIN ( NORMAL,KELEBIHAN,KEKURANGAN )

Cara Menghitung Berat Badan Janin Dalam Kandungan :
     Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara Jonson :
       
 Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
         PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
Perkembangan janin dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Nutrisi ibu.
  • Hormon pertumbuhan janin.
  • Penyakit metabolik ibu.
  • Faktor genetik.
  • Sistem transfer nutrisi dari ibu ke janin.
Jika ada dugaan berat badan (BB) janin rendah, pastikan dulu apa memang benar rendah dibandingkan usia perkembangan janin (gestasi), atau hanya karena usia kehamilan masih muda ketahui dengan pasti usia kehamilan Anda. Untuk usiakehamilan 36 minggu, BB janin normal 2622 gram. BB janin dianggap rendah bila ada di persil 3 atau lewat dari 5% batas bawah BB normal.Berdasarkan dari BB janin Anda tergolong rendah, tapi agar akurat, perlu pemeriksaan USG berkala.Jika positif harus dicari penyebabnya dan berapa derajat terhambatnya pertumbuhan janin akibat BB rendah.

Komplikasi BB rendah janin mengancam kesejahteraan janin.Penelitian menunjukkan, adanya efek samping akibat pertumbuhan janin yang terhambat seperti jantung koroner, obesitas, atau diabetes. Perbaikan asupan nutrisi ibu seperti menambah asupan protein dan kalori, bisa meningkatkan BB janin, namun hanya bila faktor lain tidak terganggu.

Di berbagai jurnal kedokteran, bila BB janin rendah, pertumbuhan terhambat, dan perbaikan berbagai faktor tidak mengubahnya, terapi terbaik adalah menumbuhkan berat janin di luar rahim dengan cara janin dilahirkan.


Jika peningkatan berat badan terlalu rendah, maka risikonya antara lain:
  • berat badan bayi rendah
  • bayi lahir prematur
  • bila peningkatan berat badan selama hamil kurang dari 9 kg, maka bayi dikategorikan Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK) atau Small Gestational Age (SGA).
Sebaliknya jika peningkatan berat badan yang terlalu banyak bisa mengakibatkan:
  • preeklamsia
  • hipertensi yang dipicu oleh kehamilan
  • varikosis
  • diabetes gestational
  • peningkatan risiko kanker payudara setelah menopause
  • cepat letih
  • sakit punggung
  • nyeri kaki
  • peningkatan risiko lahir caesar
    Referensi :2010.Maharyanti  Asuhan kebidanan .Akseptor KB.jakarta:PTBina Pustaka